Sabtu, 14 Jun 2014

Syarah Bacaan Seputar Solat


Doa Keluar Rumah untuk ke Masjid dan Selainnya (2)
Dari Ummu Salamah radhiyallâhu ‘anhâ, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam apabila keluar rumah, membaca,

بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ أَوْ نَضِلَّ، أَوْ نَظْلِمَ أَوْ نُظْلَمَ، أَوْ نَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا

“Dengan Nama Allah, Saya bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, Saya berlindung kepada-Mu (agar jangan sampai) Kami tergelincir atau tersesat, berlaku zhalim atau dizhalimi, dan berlaku jahil atau dijahili.”

Dalam sebuah riwayat disebutkan dengan lafazh,

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ

“Ya Allah, Saya berlindung kepada-Mu (agar jangan sampai) Saya tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, berlaku zhalim atau dizhalimi, dan berlaku jahil atau dijahili.”

[Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albâny dalam Ash-Shahîhâh no. 3163]


Penjelasan

Hadits di atas juga menjelaskan doa yang biasa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam baca apabila keluar rumah. Di dalam hadits, terdapat makna-makna agung yang patut diperhatikan. Namun, jika diperhatikan, terdapat kesamaan antara hadits ini dan hadits sebelumnya dalam maksud dan tujuan.

“Apabila beliau keluar rumah”, maksudnya adalah rumah yang dia tinggali atau rumah persinggahan.

“Dengan nama Allah”, yakni “Saya keluar rumah dengan memohon pertolongan kepada Allah.”

“Saya bertawakkal kepada Allah”, yaitu “Saya bersandar dan menyerahkan segala urusanku kepada Allah.”

“Ya Allah”, yakni memanjatkan dengan menyebut nama Allah. Dimaklumi bahwa Kita diperintah untuk berdoa dengan menyebut Al-Asma` Al-Husna sebagaimana dalam firman Allah Ta’âlâ,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

“Hanya milik Allah Al-Asma` Al-Husna maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Al-Asma` Al-Husna.” [Al-A’râf: 180]

Mendahului doa atau menyertai doa dengan menyebut Al-Asma` Al-Husna yang mencocoki doa adalah salah satu sebab terkabulnya doa sebagaimana tampak dalam berbagai konteks doa yang disebutkan dalam Al-Qur`an maupun hadits.

“Ya Allah, Saya berlindung kepada-Mu”. Berlindung kepada Allah adalah berpegang kepada Allah dan memohon penjagaan dari-Nya. Di dalam doa ini, seseorang memohon kepada Allah untuk dilindungi dari beberapa perkara:

(1) “(Agar jangan sampai) Kami tergelincir”. Ketergelinciran adalah seseorang keluar dari jalan istiqamah tanpa dia sadari.

(2) “Dan (agar jangan sampai) kami tersesat”, yakni “Jauhkanlah Saya dari perkara yang mengeluarkan dari hidayah.” Kesesatan adalah lawan dari hidayah. Terdapat makna permohonan agar terjaga di atas hidayah dengan dihindarkan dari kesesatan.

(3) “Berlaku zhalim atau dizhalimi”. Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Kezhaliman mencakup dosa kesyirikan, dosa antara hamba dan Allah -selain kesyirikan-, dan dosa antara sesama makhluk.

Saya berlindung kepada Allah ‘Azza wa Jalla untuk tidak menzhalimi orang lain dan berlaku zhalim kepada dirinya terhadap Allah ‘Azza wa Jalla.

Sebagaimana, Saya berlindung kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar jangan sampai ada di Antara makhluk yang menzhalimiku dalam jiwa, harta, dan kehormatanku.

(4) “Dan berlaku jahil dan dijahili,” yaitu jahil terhadap perkara agama, hak-hak Allah, hak-hak manusia, mengenal Allah, dan interaksi dengan manusia. Berlaku jahil juga bisa bermakna berbuat perbuatan orang-orang jahil dalam bentuk mengganggu dan membahayakan orang lain.

Juga, Kami berlindung agar jangan sampai ada orang-orang jahil yang berbuat jahil dengan memberi gangguan dan bahaya kepada Kami.

Pada lafazh hadits yang lain disebutkan,

“Ya Allah, Saya berlindung kepada-Mu agar jangan sampai Saya tersesat atau disesatkan.”

Telah berlalu makna “disesatkan”. Adapun berlindung agar jangan sampai disesatkan, maknanya adalah “Saya berlindung kepada Allah agar jangan sampai ada dari kalangan syaithan, jin, dan manusia yang membuatku tersesat dari jalan lurus.”

“Tergelincir atau ditergelincirkan” yaitu jangan sampai Saya tergelincir oleh diriku sendiri atau dibuat tergelincir oleh orang lain.



Kandungan dan manfaat hadits:

Terdapat syariat dan anjuran membaca doa ini setiap keluar rumah.
Urgensi basmalah.
Urgensi tawakkal.
Berlindung kepada Allah Ta’âlâ dari perkara-perkara yang membawa bahaya terhadap diri sendiri dan membahayakan orang lain.
Memohon perlindungan kepada Allah Ta’âlâ dari kesesatan.
Memohon perlindungan kepada Allah Ta’âlâ dari ketergelinciran.
Memohon perlindungan kepada Allah Ta’âlâ dari kezhaliman.
Memohon perlindungan kepada Allah Ta’âlâ dari kejahilan.
Seseorang tidak hanya memikirkan cara agar dia selamat dari kezhaliman dan gangguan orang lain, tetapi juga mesti menjaga diri untuk tidak mengganggu dan menzhalimi orang lain.
Doa ini menggabungkan antara memohon pertolongan kepada Allah Ta’âlâ dan memohon sebab-sebab yang mendatangkan pertolongan tersebut atau berlindung dari hal-hal yang bisa menjauhkannya dari pertolongan Allah Ta’âlâ.



Bacalah penjelasan hadits ini dalam Syarh Riyâdh Ash-Shâlihîn 1/565-567 karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Al-Kâsyif ‘An Haqâ`iq As-Sunan 6/1904-1905 karya Ath-Thîby, Faidhul Qadîr 5/123 karya Al-Manâwy, Mirqatul Mafât2h 5/352-354 karya Ali Qâri`, Fiqh Al-‘Ad’iyah wa Al-Adzkâr 3/100-103 karya Dr. Abdurrazzaq Al-Badr, dan Syarh Hishnul Muslim hlm. 71-72

dzulqarnain.net

Tiada ulasan:

Catat Ulasan