Sabtu, 24 Disember 2016

Niat masa baca Al Quran.


Imam Ibnu Kathir mengatakan "Niat lebih gagah/lebih hebat dari amal itu sendiri". Untuk dapat kehebatan amal, niat mesti hebat. Sebelum baca Quran halusi niat dan mohon mendapatkan apa yang kita niatkan. Ia akan memberi kesan kepada kehidupan kita secara maknawi atas ganjaran dari Allah S.W.T.
1. Mohon untuk mendapat syafa'at al-Quran (al-Quran menjadi teman kita, memberi kebaikan dan membantu kita di hari yang kita susah nanti, insyaAllah).
“Bacalah al-Qur’an kerana ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim)
2. Mohon ditambah kebaikan. Dapat dirasai selagi kita baca al-Quran, ibaratnya terasa bertambah curahan kebaikan/kekayaan/pahala kepada kita sehingga membuatkan kita tidak terasa untuk berhenti dan kita akan membacanya dalsm kudrat kemampuan kita.
“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan 10 kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
3. Mohon selamat dari api neraka.
"Kalau adalah terkumpul Quran dalam hati-hati manusia, maka ia tidak akan dibakar api neraka"
4. Memakmurkan hati kerana membaca al-Quran menjadi "basuhan", menghidupkan hati dari menjadi busuk, usang dan menjadi tempat benda-benda yang merbahaya.
“Sesungguhnya barang siapa yang dalam dirinya tiada bacaan al quran maka ia seperti halnya rumah yang usang”
5. Mohon untuk diamalkan setiap yang kita baca. Baca al- Quran sebaiknya dengan elok2, tenang dan tartil. Kedudukan kita/darjat kita ditentukan dengan kedudukan ayat/bacaan kita yang terakhir kita baca di dunia ini.Contohnya jika ayat terakhir yang dibaca itu berkenaan jihad, maka kedudukan berjihadlah pembacanya kelak walaupun pembacanya tidak meninggal semasa berjihad.
Dikatakan kepada pembaca al-Quran: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat2 syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil didunia. Sesungguhnya kedudukan darjatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).
6. Jadikan al- Quran sebagai syifa/ubat/ kepada hati-hati yang berpenyakit dan kelemahan tubuh badan kita.
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ....." (Al Isra' 17:82)
7. Mohon ia menenangkan hati yang gundah gulanah bila membaca al-Quran dengan tartil. Nafsu dan hati yang liar/bergolak hanya dapat ditenangkan dengan rawatan kembali kepada al-Quran dan membacanya dengan tartil. Bacalah sehingga tenang.
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dgn zikrullah". Ketahuilah dgn "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia" (Ar-Ra'd 13:28)
8. Mohon supaya hati hidup, bercahaya dan hilang kesedihan digantikan dengan yang baik.
9. Mohon menjadi penyebab mendapat hidayah yang sempurna."Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" (Al Baqarah 2:2)
10. Mohon hidup tidak terlerai dari al-Quran dan kita dibangkitkan kelak dengan syafa'at al-Quran.
Kata Imam Ibnu Kathir: "Sesiapa hidup atas sesuatu (meng hambakan diri) biasanya dia akan mati disebabkan sesuatu itu dan dia dibangkitkan dgn sesuatu itu"
"Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, iaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah sangkaan mereka.

Kuliah: Ustazah Norhafizah Musa
Dari FB Rosiani Jaafar

Ayat 12 surah Yaseen

Biarlah amalan baik kita menjadi kesan yg ditinggalkan sbg saham akhirat kita....
Terkesan dengan ayat 12 surah yaseen...
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ
أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ (12)
Adapun firman Allah Swt.:
{إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى}
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati. (Yasin: 12)
Yakni kelak di hari kiamat.
Di dalam makna ayat terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah Swt. dapat menghidupkan hati orang yang dikehendaki-Nya dari kalangan orang-orang kafir yang hatinya telah mati karena kesesatan, maka Allah memberinya petunjuk kepada jalan yang benar sesudah itu. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya sesudah menerangkan tentang orang-orang yang hatinya keras:
{اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ}
Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya (Al-Hadid: 17)
**********
firman Allah Swt.:
{وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا}
dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan. (Yasin: 12)
Yaitu semua amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.
Dan sehubungan dengan makna firman-Nya:
{وَآثَارَهُمْ}
dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Ya sin: 12)
Ada dua pendapat yang mengenainya.
Pendapat pertama, mengatakan bahwa Kami mencatat semua amal perbuatan yang telah mereka kerjakan, juga jejak-jejak mereka yang dijadikan suri teladan sesudah mereka tiada, maka Kami membalas amal perbuatan itu. Jika amal perbuatannya baik, maka balasannya baik; dan jika amal perbuatnnya buruk, maka balasannya buruk pula. Seperti yang disebutkan di dalam hadis Nabi Saw. yang mengatakan:
"مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، كَانَ لَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، ومَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا ووزرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا".
Barang siapa yang mengerjakan suatu sunnah (perbuatan) baik, maka ia memperoleh pahalanya dan juga pahala dari orang-orang yang mengikuti jejaknya sesudah ia tiada, tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu perbuatan buruk, maka ia akan mendapatkan dosanya dan juga dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya sesudah ia tiada tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikit pun.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui Syu'bah, dari Aun ibnu Abu Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya, dari Jarir ibnu Abdullah Al-Bajali r.a. Di dalamnya terdapat kisah orang-orang Mudar yang memetik buah-buahan.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Yahya ibnu Sulaiman Al-Ju'fi, dari Abul Muhayya alias Yahya ibnu Ya'la, dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Jarir ibnu Abdullah r.a., lalu disebutkan hal yang semisal dengan panjang lebar, kemudian ia membaca firman-Nya: dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12)
Imam Muslim meriwayatkannya melalui Abu Uwwanah, dari Abdul malik ibnu Umair ibnul Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya, lalu disebutkan hadis yang semisal.
Hal yang sama dinyatakan di dalam hadis lain yang berada di dalam kitab Sahih Muslim melalui Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ، انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: مِنْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ، أَوْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ مِنْ بَعْدِهِ".
Apabila anak Adam mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya, atau sedekah jariyah (yang terus mengalir pahalanya) sesudah ia tiada.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Sa'id r.a. yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12) bahwa makna yang dimaksud ialah kesesatan yang mereka tinggalkan.
Ibnu Lahi'ah telah meriwayatkan dari Ata ibnu Dinar, dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12) Yakni bekas-bekas yang mereka tinggalkan, dengan kata lain suatu amal perbuatan yang jejaknya diikuti oleh orang lain sesudah ia tiada. Maka jika bekas-bekas itu baik, maka pelaku pertamanya mendapat pahala yang semisal dengan orang-orang yang mengikuti jejaknya tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun. Dan jika hal itu berupa perbuatan buruk, maka pelaku pertamanya mendapatkan dosa yang sama dengan orang-orang yang mengiktui jejaknya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikit pun. Kedua riwayat ini diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim dan dipilih oleh Al-Bagawi.
Pendapat yang kedua, mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah langkah-langkah mereka menuju kepada amal ketaatan atau kemaksiatan.
Ibnu Abu Najih dan lain-lainnya telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12) Yaitu langkah-langkah mereka.
Hal yang sama dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah, bahwa yang dimaksud dengan atsarahum (bekas-bekas mereka) adalah langkah-langkah mereka. Qatadah mengatakan bahwa seandainya Allah melupakan sesuatu dari keadaanmu, hai anak Adam, tentulah Dia melupakan sebagian dari jejak-jejak ini yang telah terhapus oleh angin. Akan tetapi, Dia mencatat terhadap anak Adam semua jejak dan amal perbuatannya, sehingga Dia pun mencatat langkah-langkahnya yang dipakainya untuk ketaatan kepada Allah atau kedurhakaan terhadap­Nya. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu mencatat jejaknya dalam ketaatan kepada Allah, hendaklah ia melakukannya. Sehubungan dengan pengertian ini ada banyak hadis yang mengutarakan hal yang semakna, seperti yang diterangkan berikut:
Hadis pertama,
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا الجُرَيْري، عَنْ أَبِي نَضْرَة، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَلَتِ الْبِقَاعُ حَوْلَ الْمَسْجِدِ، فَأَرَادَ بَنُو سَلَمَةَ أَنْ يَنْتَقِلُوا قُرْبَ الْمَسْجِدِ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُمْ: "إِنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّكُمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَنْتَقِلُوا قُرْبَ الْمَسْجِدِ". قَالُوا: نَعَمْ، يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ أَرَدْنَا ذَلِكَ. فَقَالَ: "يَا بَنِي سَلَمَةَ، دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ، دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang menceritakan bahwa tanah di sekitar Masjid Nabawi kosong, maka Bani Salamah bermaksud akan pindah tempat ke dekat Masjid Nabawi. Ketika berita itu terdengar oleh Rasulullah Saw., maka beliau bersabda kepada mereka: 'Sesungguhnya telah sampai berita kepadaku bahwa kalian bermaksud akan pindah tempat ke dekat masjid?” Mereka menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, kami bermaksud akan pindah" Maka beliau Saw. bersabda, "Hai Bani Salamah, tetaplah di tempat kalian, niscaya langkah-langkah kalian akan dituliskan; tetaplah di tempat kalian, niscaya langkah-langkah kalian akan dituliskan (oleh Allah)."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Sa'id Al-Jariri dan Kahmas ibnul Hasan, yang keduanya dari Abu Nadrah yang nama aslinya adalah Al-Munzir ibnu Malik ibnu Qit'ah Al-Abdi, dari Jabir r.a. dengan sanad yang sama.
Hadis kedua,
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَزِيرِ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ الْأَزْرَقُ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَتْ بَنُو سلَمة فِي نَاحِيَةٍ مِنَ الْمَدِينَةِ، فَأَرَادُوا أَنْ يَنْتَقِلُوا إِلَى قَرِيبٍ مِنَ الْمَسْجِدِ، فَنَزَلَتْ: {إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ} فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ آثَارَكُمْ تُكْتبُ". فَلَمْ يَنْتَقِلُوا.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Wazir Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnul Azraq, dari Sufyan, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan, bahwa dahulu Bani Salamah bermaksud akan pindah ke tempat yang berdekatan dengan masjid, karena mereka tinggal di pinggiran kota Madinah. Maka turunlah ayat ini, yaitu firman Allah Swt.: Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12) Maka Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka: Sesungguhnya jejak langkah-langkah kalian dituliskan (oleh Allah pahalanya). Akhirnya mereka tidak jadi pindah;
Imam Turmuzi di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan hadis ini secara tunggal melalui Muhammad ibnul Wazir dengan sanad yang sama. Kemudian ia mengatakan bahwa predikat hadis garib hasan bila melalui hadis Sufyan As-Sauri. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Sulaiman ibnu Umar ibnu Khalid Ar-Ruqi, dari Ibnul Mubarrak, dari Sufyan As-Sauri, dari Tarif alias Ibnu Syihab Abu Sufyan As-Sa'di, dari Abu Nadrah dengan sanad yang sama.
Telah diriwayatkan pula bukan melalui Sufyan As-Sauri. Untuk itu Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan: Telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Ziad As-Saji, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sa'id Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Bani Salamah mengadu kepada Rasulullah Saw. tentang tempat tinggal mereka yang jauh dari masjid. Maka turunlah ayat berikut, yaitu firman Allah Swt.: dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12). Akhirnya mereka tetap berada di tempat tinggalnya, tidak jadi pindah.
Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id r.a., dari Nabi Saw., lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi di dalamnya terkandung hal yang aneh, karena dipandang dari segi penuturan latar belakang turunnya ayat ini, padahal semua ayat yang ada di dalam surat ini Makkiyyah. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Hadis ketiga,
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Al-Jahdami, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa dahulu tempat-tempat tinggal kaum Ansar berjauhan dengan masjid, lalu mereka beimaksud pindah ke dekat Masjid Nabawi. Maka turunlah ayat berikut, yaitu firman Allah Swt.: dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12); Akhirnya mereka berkata, "Kami akan tetap tinggal di tempat kami semula."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, tetapi tidak ada tanda sesuatu pun yang menunjukkan ke-marfu '-annya.
Imam Tabrani meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Sa'id ibnu Abu Maryam, dari Muhammad ibnu Yusuf Al-Faryabi, dari Israil, dari Sammak, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa rumah orang-orang Ansar jauh dari masj id. Maka mereka berniat akan pindah ke dekat masjid, lalu turunlah firman Allah Swt.: dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yasin: 12); Akhirnya mereka tetap di tempat tinggal semula.
Hadis keempat,
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَة، حَدَّثَنِي حُيَيّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الحُبُلي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: تُوُفِّيَ رَجُلٌ بِالْمَدِينَةِ، فَصَلَّى عَلَيْهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: "يَا لَيْتَهُ مَاتَ فِي غَيْرِ مَوْلِدِهِ". فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ النَّاسِ وَلِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا تُوُفِّيَ فِي غَيْرِ مَوْلِدِهِ، قِيس لَهُ مِنْ مَوْلِدِهِ إلى منقطع أثره فِي الْجَنَّةِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah telah menceritakan kepadaku Huyay ibnu Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki meninggal dunia di Madinah. Maka Nabi Saw. menyalatkan jenazahnya, lalu beliau bersabda: Seandainya saja dia meninggal dunia bukan di tempat kelahirannya. Maka ada seseorang yang bertanya, "Mengapa begitu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya seseorang itu apabila meninggal dunia bukan di tempat kelahirannya, maka akan dilakukan pengukuran baginya dari tempat kelahirannya hingga batas akhir dari jejaknya (sebagai tempat tinggalnya nanti) di dalam surga.
Imam Nasai meriwayatkannya dari Yunus ibnu Abdul A'la, sedangkan Ibnu Majah meriwayatkannya dari Harmalah. Keduanya meriwayatkan­nya dari Ibnu Wahb, dari Huyay ibnu Abdullah dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Abu Namilah, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, dari Sabit yang mengatakan bahwa ia berjalan bersama Anas r.a., lalu ia melangkahkan kakinya dengan cepat, maka Anas memegang tangannya dan akhirnya kami berdua berjalan dengan langkah-langkah biasa. Setelah kami menyelesaikan salat kami, maka Anas berkata, "Saya pernah berjalan bersama Zaid ibnu Sabit r.a., lalu saya berjalan dengan langkah yang cepat. Maka Zaid ibnu Sabit berkata kepadaku, Hai Anas, tidakkah kamu merasakan bahwa langkah-langkah itu dicatat (pahalanya oleh Allah)?"
Pendapat ini pada garis besarnya tidak bertentangan dengan pendapat yang pertama, balikan dalam pendapat yang kedua ini terkandung peringatan dan dalil yang menunjukkan kepada pendapat yang pertama dengan skala prioritas. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa apabila langkah-langkah saja ditulis pahalanya, maka terlebih lagi jejak-jejak kebaikan yang di kemudian hari dijadikan suri teladan oleh orang lain. Begitu pula sebaliknya, jika jejak-jejak atau langkah-langkah itu untuk tujuan keburukan, maka balasannya akan buruk pula. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Dari: Ustaz Hashim Othman Al-Maranji

Isnin, 20 Jun 2016

Ramadhan : Batalkah Puasa Kita Jika...


Ulama terbilang dunia ketika ini, Dr Yusoff Al-Qaradhawi pernah menyebut dan meluah rasa kurang setuju beliau dengan tindakan para ulama yang terlalu meluaskan perbuatan yang membatalkan puasa. Beliau lebih setuju untuk mengecilkan skop dan ruang lingkup pembatalan puasa kepada perbuatan yang benar-benar terdapat dalil tepat dari al-Quran, al-Hadith dan disepakati ulama sahaja.

Beliau berpendapat perbincangan panjang lebar oleh ulama silam, antaranya para ulama dari mazhab Hanafi dan ulama mazhab-mazhab lain menyebut sekitar 57 bentuk perbuatan yang membatalkan puasa adalah adalah tindakan yang kurang sesuai. Malah ia juga amat digemari oleh ulama masa kini sehingga terdapat yang menghabiskan masa begitu lama untuk merangka fatwa, berijtihad dan meletakkan kaedah bagi sesuatu perbuatan. Adakalanya ia adalah isu yang tidak memerlukan perhatian begitu mendalam.

Masalah ini dilihat semakin bertambah, apabila ijtihad dalam bab ini semakin bercambah hingga menyebabkan kesukaran orang kebanyakkan (awam) menjalankan ibadah ini dengan tenang kerana perincian perbuatan yang membatalkan puasa amat cabang (furu') dan terlampau banyak. Ia menyebabkan orang awam yang terhad kemampuan, masa dan rujukan sering berada dalam kebimbangan dengan isu batal dan tidak batal puasa ini. Lebih dikesali adalah perbincangan tentang ini juga ada meninggalkan perbincangan yang lebih besar berkenaan Ramadhan. (Taysir al-Fiqh - Fiqh As-Siyam, hlm 86-87)

Sebagai contoh, antara isu terbesar yang patut diberikan fokus mendalam di waktu Ramadhan adalah :-

1) Raih Taqwa & Mendapatkan Keampunan : Sangat jelas arahan Allah dan RasulNya menegaskan keperluan kita berusaha meraih taqwa dan keampunan di dalam bulan ini. Perbincangan berkenaan kaedah, cara dan cabaran yang boleh menghalang kita mencapai target ini perlu diberikan perhatian lebih.

2) Bulan Ingatan Fungsi Al-Quran : Firman Allah yang menyebut bahawa Al-Quran diturunkan di bulan Ramadhan ini sebagai petunjuk, dan bukti kebenaran petunjuk dan pembeza di antara haq dan yang batil. Justeru perbincangan berkenaan kemestian umat Islam kembali kepada Al-Quran sebagai satu-satunya formula untuk berjaya sebagai golongan bertaqwa dan selamat dunia akhirat perlu diperhebat.

3) Amaran Terhadap Pengikis Pahala Ramadhan Yang 'Confirmed' : Sabda-sabda Nabi berkenaan tindakan yang boleh menghapuskan pahala puasa Ramadhan seperti bercakap kotor, nista, carut dan perbuatan jahat dan keji di waktu bulan ini. Ia perlu dipertekankan kerana ia adalah perkara yang disepakati bakal merosakkan pahala puasa seseorang walaupun ia tidak sampai membatalkan zahir puasanya.

4) Kaedah Penambah Pahala & Redha Allah di Bulan Ramadhan Yang 'Confirmed': Sabda-sabda Nabi yang mengandungi janji-janji dan tawaran Allah di bulan ini juga perlu diperluas kepada orang ramai agar semakin ramai yang berpotensi ke Syurga Allah sekaligus melemahkan fungsi Syaitan dan nafsu amarah yang sentiasa ingin mengajak kepada kemaksiatan.

Adapun isu perkara yang membatalkan puasa, sewajarnya ditumpukan kepada hukum yang disepakati sahaja. Justeru, larangan yang disepakati tatkala puasa adalah menahan nafsu syahwat, menanggung lapar dan dahaga serta menahan diri dari bersetubuh dengan isteri di siang hari dengan niat ikhlas ibadat kerana Allah. Inilah yang dijelaskan dari al-Quran dan as-sunnah, demikian juga menjauhi kata-kata nista, bohong, mengumpat, cercaan dan lain-lain dosa anggota demi kerana Allah. Ia disebut di dalam ayat al-Baqarah : 187 dan disokong oleh hadith-hadith yang banyak.

Merokok, keluar darah haid atau nifas dan hilang aqal adalah dipersetujui secara sepakat ulama membatalkan puasa.

Adapun yang tidak disepakati, boleh dibincangkan cuma jangan sampai ia mengambil perhatian utama kita apabila berada di dalam Ramdhan. Sebagai panduan, berikut disertakan beberapa hukum secara ringkas berkaitan puasa yang kerap ditanya oleh orang ramai :-



1) Darah keluar dari tubuh ; samada untuk berbekam, ambil darah pesakit, menderma darah, tercedera, darah dari hidung, tangan dan lain-lain.

Hukumnya : Tidak batal puasa kerana yang membatalkan adalah yang masuk ke tubuh melalui saluran terbuka hingga ke perut dan bukannya ‘yang keluar' dari tubuh. (As-Siyam Muhdathatuhu wa hawadithuhu, Dr Muhd ‘Uqlah, hlm 215). Manakala pandangan pembatalan puasa dengan berbekam yang berdalil hadith riwayat Abu Daud dan Ibn Majah dengan sanad sohih menurut Imam An-Nawawi, ia telah dipinda (nasakh) dengan hadith dari Ibn Abbas yang menyebut Nabi SAW berbekam dalam keadaan baginda berpuasa. (Riwayat Al-Bukari, 3/43) kerana hadith dari Ibn Abbas ini berlaku tatkala Haji Wida' dan terkemudian dari hadith yang menyebut batal kerana bekam. (Tasysir al-Fiqh, Qaradawi, hlm 90). Malah ini juga padangan majority mazhab kecuali Hanbali. ( Bidayatul Mujtahid, 1/247)



2) Memasukkan sesuatu ke dalam rongga terbuka dan dikeluarkan kembali tanpa sampai ke perut dan yang seumpamanya di bahagian kepala.

Ia seperti memasukkan alat tertentu ke dalam kemaluan wanita atau dubur ketika proses perubatan yang berkaitan, demikian juga memasukkan jari ke dalam hidung, telinga, mulut dan dubur.

Hukumnya : Tidak membatalkan puasa kecuali jika alatan itu dibiar tinggal di dalam kemaluan tadi, kerana illah @ faktor penyebab batal puasa adalah masuknya sesuatu berfizikal ke perut. Terkecuali juga, wanita atau lelaki yang memasukkan jarinya ke dubur atau kemaluannya dengan tujuan nafsu, maka ia membatalkan puasa, tetapi jika tujuan istinja' atau membasuhnya maka hukum yang lebih kuat menurut para ulama adalah tidak batal. (As-Siyam, Dr Md ‘Uqlah, hlm 211). Ini juga dipersetujui oleh Syeikh Atiyyah Saqar yang mengatakan masuk sesuatu ke telinga dan hidung yang tidak sampai ke perut atau bahagian otak adalah tidak membatalkan puasa. (Min Ahsanil Kalam fil Fatawa). Tidak dinafikan terdapat fatwa yang mengatakan batal, justeru, nasihat saya adalah lebih baik menjauhinya kiranya tiada tujuan yang agak mendesak. Kerana menjauhi yang khilaf (perbezaan pendapat) itu lebih baik.



3) Pil elak haid untuk puasa penuh :

Hukumnya : Harus dengan syarat tidak membawa mudarat kepada pusingan haidnya, dan memerlukan nasihat doktor Islam yang berwibawa. Namun yang terbaik adalah tidak menyekat haid, dan tidak menganggu kitaran fitrah yang telah ditentukan oleh Allah swt. selain itu wanita sedang haid juga masih boleh melaksanakan pelbagai jenis ibadah.



4) Penyembur gas untuk pesakit lelah :

Hukumnya : Baru-baru ini pada bulan Julai 2007, Persidangan Majlis Fiqh Antarabangsa di Putrajaya ada membincangkan isu ini. Isu ini amat kerap dibincangkan oleh para ulama seantero dunia dan mereka berbeza pandangan apabila sebahagian menyatakannya batal dan sebahagian lain menolak.

Menurut kajian terperinci bantuan para doktor, mendapati gas semburan itu punyai jisim-jisim putih yang jelas kelihatan jika di sembur di atas kertas. Selain itu, hampir 90 % darinya akan terus masuk ke tekak dan melekat di esophagus dan terus ke perut. Ini bermakna ianya jisim-jisim gas itu masuk ke perut setiap kali semburan. Justeru sudah pasti ia membatalkan puasa. Demikian pandangan awal dari Majlis Fiqh Antarabangsa yang bersidang Julai 2007 baru-baru ini, tetapi kemudiannya mereka menarik balik keputusan mereka untuk dibincangkan lebih terperinci dalam persidangan akan datang. Namun itu adalah pandangan sebahagian ulama kontemporari yang menyakini masuknya serbuk jisim gas ke dalam perut.

Bagaimanapun para ulama masih perlu bergantung kepada makumat jelas dari para doktor bagi memberikan fatwa tepat. Sebahagian ulama seperti Syeikh At-Tantawi, Syeikh Dr Muhd ‘Uqlah, menyebut hukumnya tidak batal kerana gas itu hanya terhenti di paru-paru dan tidak masuk ke perut. Manakala, ubat lelah jenis hidu melalui hidung adalah membatalkan puasa kerana ia akan masuk ke bahagian kepala. (As-Siyam, Dr Md Uqlah, hlm 226)

Namun jelas para ulama berhati-hati dalam memberikan keputusan dalam hal ini kerana menyedari walaupun serbuk-serbuk dari inhaler tersebut boleh memasuki ruang perut, namun ia adalah satu keperluan mendesak buat pesakit athma dan tidak pula dilaksanakan secara saja-saja, bukan pula kerana nafsu lapar.

Pandangan terpilih adalah TIDAK BATAL, kerana terdapat perbezaan informasi dan data oleh para pakar perubatan berkenaan ketepatan fakta masuknya jisim ke dalam perut pada setiap kali semburan dibuat. Justeru, hukum puasa adalah kekal di atas sifat asalnya iaitu sah selagi belum terdapat bukti nyata dan diyakini terbatalnya ia. Sebagaimana kaedah Fiqh "

والأصل بقاء الشيء على ما هو عليه

Ertinya : Hukum asalnya, kekalnya hukum sesuatu pada sifat sebelumnya.

Justeru, jika ada sekalipun jisim yang termasuk ke dalam perut, ia bukanlah makanan yang mengenyangkan dan bukan pula dilakukan secara suka-suka serta ia tergolong dalam ubat-ubatan yang diperlukan secara mendesak. Selain itu, jisim yang termasuk ke dalam perut pula adalah tergolong di dalam kategori DIMAAFKAN sebagaimana beberapa kadar air yang tertinggal di atas lidah dan dalam hidung semasa berkumur dan berwudhu. Wallahu'alam.



5) Suntikan ke dalam tubuh melalui tangan, kaki selain rongga terbuka yang asal:

Hukumnya : Terdapat dua jenis : samada untuk berubat atau untuk menguatkan. Jika ia digunakan untuk mengurangkan demam, bius, 'pain killer' dan apa jua tujuan asas perubatan, ia disepakati tidak membatalkan puasa (Al-Qaradawi, hlm 100 ; ‘Uqlah , hlm 226). Demikian juga hukumnya suntikan kalsium dan sebagainya untuk kekuatan badan demi perubatan.

Berkenaan suntikan makanan, airseperti glukos dan sepertinya untuk tujuan perubatan; para ulama sekali lagi berbeza pandangan : Pandangan majoriti adalah : Tidak membatalkan puasa kerana ia tidak masuk ke dalam tubuh melalui rongga terbuka dan ia tidak mengenyangkan serta tidak bercanggah dengan hikmah puasa. Ia adalah fatwa oleh Syeikh Dr Yusof Al-Qaradawi, Syeikh Md Bakhit, Syeikh Abd Rahman Taj, Syeikh Ahmad As-Syurbashi, Keputusan Lajnah Fatwa Azhar tahun 1948 (Taysir Al-Fiqh As-Siyam, hlm 100; Fatawa Syar'iyyah, hlm 268 ; Yasalunaka, 5/53 dll ).

Bagaimanapun, suntikan jenis makanan ini membatalkan puasa terutama jika dilakukan secara sengaja untuk melarikan diri dari ujian keletihan lapar dahaga puasa.



6) Berkumur-kumur dan air masuk ke rongga hidung semasa wudhu.

Hukumnya : Tidak membatalkan puasa, cuma jika berlebihan berkumur ulama Syafie mengatakannya terbatal. Justeru, jauhilah berlebihan di ketika puasa adalah lebih baik.

Ia berdasarkan hadith : "Sempurnakan wudhu , basuhlah celah-celah jari jemarimu, dan lebih-lebihkan menyedut air ke hidungmu kecuali tatkala kamu berpuasa ( Riwayat Abu Daud , no 142 ; At-Tirmidzi, 788 ; Al-Hakim, Sohih menurut Ibn Khuzaymah, Ibn Hibban & Al-Hakim dan dipersetujui oleh Az-Zahabi ; albani ; Sohih).



7) Melakukan Maksiat seperti tidak solat

Hukumnya : Tidak batal puasa menurut majoriti mazhab dan ulama. Akan tetapi dosa maksiat itu akan ditanggung berasingan mengikut jenis maksiat, malah mungkin bertambah besar dosanya kerana mencarik kehormatan Ramadhan. Pahala puasanya pula akan terhapus. Selain itu, ia juga mencarikkan keseluruhan tujuan berpuasa iaitu bagi melahirkan insan taqwa, beroleh keampunan dan jauh dari maksiat. (Qaradawi, hlm 104) Nabi bersabda : "Barangsiapa sempat bertemu Ramadhan dan tidak diampun dosanya, maka semakin jauh ia dengan Allah" (Riwayat Ibn Hibban)



8) Mencium lelaki dan wanita semasa berpuasa

Hukumnya : Mencium isteri atau suami tatkala berpuasa, tidak batal menurut majoriti ulama.

Ia berdasarkan beberapa dalil antaranya :-

كان رسول اللَّهِ يُقَبِّلُ وهو صَائِمٌ وَيُبَاشِرُ وهو صَائِمٌ وَلَكِنَّهُ كان أَمْلَكَ لِإِرْبِهِ

Ertinya : "Nabi S.a.w mencium dan bermesra (dengan isterinya) dalam keadaan ia berpuasa, tetapi baginda adalah seorang yang menguasai diri dan nafsunya" (Riwayat Abu Daud, 2/311 ; Syuaib arnaout : Sohih)

Dan satu lagi adalah : -

فجاء شاب فقال أقبل يا رسول الله وأنا صائم قال لا قال فجاء شيخ فقال أقبل وأنا صائم قال نعم قال فنظر بعضنا إلى بعض فقال النبي قد علمت لم نظر بعضكم إلى بعض إن الشيخ يملك نفسه رواه أحمد والطبراني في الكبير وفيه ابن لهيعة وحديثه حسن وفيه كلام

Ertinya : Kami bersama Nabi tiba-tiba didatangi oleh seorang pemuda dan bertanya : Aku berpuasa dan aku mencium isteriku, jawab nabi : Jangan ; tiba-tiba dating seorang tua dan bertanya soalan yang sama : Jawab nabi : Ye ( tiada masalah) ; kami kami saling berpandangan antara satu sama lain, maka nabi berkata :-

"aku tahu apa mengapa kamu saling berpandangan antara satu sama lain, sesungguhnya orang tua mampu mengawal dirinya (nafsu)" (Riwayat Ahmad dan At-Tabrani, sanad terdapat Ibn Lahi'ah yang diperkatakan tentangnya, menyebabkan hadis dianggap dhoif)

Al-Qaradawi pula menambah "berapa ramai orang tua zaman sekarang yang turut tidak mampu mengawal nafsunya " (Fiqh As-Siyam, hlm 106 )

Kesimpulannya, ia tidak membatalkan puasa dan ciuman sebegini tidak harus jika ia boleh membawa mudarat seperti menaikkan nafsu dan boleh membawa kepada persetubuhan di siang hari Ramadhan.



9) Wanita tamat haid

Wanita tamat haid pada waktu malam dan sempat niat pada waktu malamnya sebelum naik fajar subuh. Ia dikira sah walaupun belum mandi hadas. Jika ia tidak sempat berniat sebelum fajar subuh, seperti belum makan dan minum apa-apa pada pagi itu, kemudian pada jam 8 pagi haidnya kering, ia tidak dikira boleh berpuasa pada hari itu kerana tiada niat bagi puasa wajib boleh dibuat selepas terbit fajar.

Demikian juga ditegaskan oleh majoriti ulama (Al-Mughni, Ibn Quddamah, 4/201)

Dalilnya adalah :-

من لم يُجْمِعْ الصِّيَامَ قبل الْفَجْرِ فلا صِيَامَ له

Ertinya : "Barangsiapa yang tidak berniat untuk puasa sebelum fajar, tiada puasa (wajib) baginya" ( Riwayat Abu Daud, 3/108 ; Albani : Sohih )


10) Keluar air mazi

Air mazi adalah air yang keluar dari kemaluan lelaki atau perempuan kerana naik syahwat. Banyak persoalan berkenaan keluarnya air mazi semasa berpuasa, samada ia membatalkan puasa atau tidak.?

Zahir dalam mazhab Hanbali menyatakan, ia membatalkan puasa.

Bagaimanapun mazhab Hanafi, Syafie, Awzai'e, Hasan albasri, As-Sya'bi dan Imam Ahmad dalam satu pendapatnya berfatwa keluarnya air mazi tidak membatalkan puasa. Saya lebih cenderung dengan pendapat ini.


11) Keluar air mani tanpa setubuh

Mencium dan menyentuh melalui onani sehingga keluarnya mani dengan syahwat adalah membatalkan puasa dan wajib qadha, ia adalah disepakati oleh seluruh ulama.

Adapun keluarnya air mani hanya kerana berfikir lucah dan melihat dengan syahwat, ia tidaklah batal menurut sebahagian ulama termasuk mazhab Syafie, Hanafi. (Al-Mughni, 4/159)

Manakala mazhab Hanbali dan Maliki mengatakannya batal.

Walau bagaimanapun, saya lebih cenderung dengan pendapat yang mengatakannya batal kerana ia benar-benar bercanggah dengan tujuan dan maqasid puasa dalam Islam. Selain itu, ia juga adalah sama dengannya keluar mani kerana sentuhan.

Keluar air mani kerana bermimpi di siang hari Ramadhan atau kerana sakit tertentu. Sepakat ulama menyatakan ia tidak membatalkan puasa.


12) Menelan air liur dan kahak

Hukum : Ia tidak membatalkan puasa disebabkan terlalu sukarnya untukmenjaga hal seperti ini. (Al-Mughni, Ibn Quddamah, 4/159). Manakala Kahak yang selagi ia belum sampai ke anggota mulut (sebelah hadapan lidah), iaitu masih berada pada had tekak maka tidak membatalkan puasa jika ditelan. Kerana ia masih tidak keluar daripada anggota zahir. Kahak yang sudah sampai pada mulut, inilah yang menjadi khilaf adakah membatalkan puasa atau tidak. Ada pendapat yang mengatakan batal dan ada pendapat yang mengatakan tidak batal. Sebahagian ulama berpendapat HARAM menelannya dengan sengaja kerana ia adalah kotoran. Jadi, kesimpulan yang terpilih adalah kahak yang sampai ke mulut haram ditelan dan kebanyakan ulama menyatakan ia membatalkan puasa. Manakala yang berada di bahagian pangkal lidah dan tekak, jika ditelan tidak membatalkan puasa.

Oleh : Dr. Zaharuddin Abd Rahman

www.zaharuddin.net">


Beberapa Amalan yang Dianjurkan pada Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan




Setelah memaklumi bahwa lailatul qadr berada pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, tentu seorang hamba harus mempersiapkan dirinya dengan beberapa amalan shahih yang, kalau dikerjakan pada lailatul qadr, nilai amalan itu tentu lebih baik daripada dikerjakan selama seribu bulan.

Amalan shahih apapun, yang dikerjakan pada lailatul qadr, akan mengandung keutamaan tersebut. Oleh karena itu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam sangat memaksimalkan amalan shalih pada sepuluh malam terakhir sebagaimana diterangkan oleh Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ

“Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, suatu hal yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di luar (malam) tersebut.” [1]

Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim mencontoh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam kesungguhan beliau dalam hal menjalankan ibadah.



Berikut beberapa amalan yang pelaksanaannya sangat dianjurkan pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.



Pertama: Qiyamul Lail

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” [2]

Perihal amalan ini juga diterangkan oleh Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,

كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Adalah Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, bila sepuluh malam terakhir telah masuk, mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” [3]

Kedua: Membaca Al-Qur`an

Al-Qur`an Al-Karim memiliki kekhususan kuat berkaitan dengan bulan Ramadhan bahwa Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an.” [Al-Baqarah: 185]

Dimaklumi pula bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam memberi perhatian lebih terhadap Al-Qur`an pada bulan Ramadhan sehingga Jibril turun pada bulan Ramadhan untuk Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang membaca Al-Qur`an sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Abbas radhiyallâhu ‘anhumâ bahwa beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَلْقَاهُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ فِيْ رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ فَيَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam orang yang terbaik dengan kebaikan, dan beliau lebih terbaik pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya Jibril menjumpai beliau setiap tahun pada (bulan) Ramadhan hingga bulan berlalu. Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam memperhadapkan Al-Qur`an kepada (Jibril). Apabila Jibril menjumpai (Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam), beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang lebih baik dengan kebaikan daripada angin yang berembus tenang.” [4]

Dimaklumi oleh setiap muslim, keutamaan Al-Qur`an dalam segala hal, baik dalam membacanya, menadabburinya, mempelajarinya, maupun hal-hal selainnya.



Ketiga: I’tikaf

I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia.

I’tikaf adalah ibadah sunnah pada bulan Ramadhan serta di luar Ramadhan. Amalan tersebut adalah syariat yang telah ada pada umat-umat sebelum umat Islam dan merupakan mahligai kaum salaf shalih.

Dasar pensyariatan amalan itu adalah firman Allah Subhânahu wa Ta’âlâ,

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“Sedang kalian beri’tikaf di dalam masjid.” [Al-Baqarah: 187]

Ayat di atas masih dalam rangkaian penjelasan hukum-hukum seputar puasa Ramadhan. Jadi, I’tikaf memiliki kekhususan berkaitan dengan Ramadhan. Oleh karena itu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana diterangkan oleh hadits Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,

أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau beri’tikaf setelah itu.” [5]



Keempat: Memperbanyak Doa

Doa adalah ibadah yang sangat agung, merupakan sifat para nabi dan rasul serta ciri orang shalih. Keutamaan, perintah, dan manfaat doa sangatlah banyak diterangkan dalam Al-Qur`an dan sunnah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

Keberadaan doa pada bulan Ramadhan sangatlah kuat. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menyebut tentang amalan tersebut di sela-sela pembicaraan tentang hukum-hukum puasa. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [Al-Baqarah: 186]

Dimaklumi pula bahwa pertengahan malam adalah waktu yang baik untuk berdoa,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ (وَفِيْ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : حِيْنَ يَمْضِيْ ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَوَّلُ, وَفِيْ رِوَايَةٍ أُخْرَى لَهُ : إِذَا مَضَى شَطْرُ اللَّيْلِ أَوْ ثُلُثَاهُ) فَيَقُوْلُ مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهِ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita Tabâraka wa Ta’âlâ turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam terakhir tersisa (dalam salah satu riwayat Muslim, ‘Ketika sepertiga malam pertama telah berlalu,’ dan dalam riwayat beliau yang lain, ‘Apabila seperdua atau dua pertiga malam telah berlalu,’), kemudian berfirman, ‘Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan mengabulkan untuknya, barangsiapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberikan untuknya, dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan mengampuninya.’.” [6]



Kelima: Taubat dan Istighfar

Taubat dan istighfar adalah amalan yang dituntut pada seluruh keadaan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kalian seluruhnya kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” [An-Nûr: 31]

Malam hari adalah tempat untuk bertaubat dan beristighfar bagi orang-orang yang bertakwa. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ. آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ. كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ. وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan pada mata air-mata air, sambil mengambil sesuatu yang diberikan oleh Rabb mereka kepada mereka. Sesungguhnya, sebelumnya di dunia, mereka adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; Dan pada akhir malam, mereka memohon ampun (kepada Allah).” [Adz-Dzâriyât: 15-18]



Keenam: Umrah

Umrah termasuk amalan shalih yang agung, penuh dengan keutamaan dan kebaikan, serta lebih utama untuk diamalkan pada bulan Ramadhan karena Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عُمْرَةً فِيْ رَمَضَانَ تَقْضِيْ حَجَّةً مَعِيْ

“Umrah pada bulan Ramadhan menggantikan haji bersamaku.” [7]



Demikian beberapa contoh amalan shalih pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Wallâhu A’lam.

[1] Diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Majah.

[2] Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim, Abu Dâwud, At-Tirmidzy, dan An-Nasâ`iy.

[3] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry (konteks hadits ini milik beliau), Muslim, dan Abu Dâwud.

[4] Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim, dan An-Nasâ`iy.

[5] Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim dan Abu Dâwud.

[6] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry, Muslim, Abu Dâwud, At-Tirmidzy, dan Ibnu Mâjah.

[7] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry, Muslim, Abu Dâwud, At-Tirmidzy, dan Ibnu Mâjah.

Adab menziarahi kubur.


Terutama kubur ibubapa. Disunatkan menziarah pd hari khamis selepas asar, sepanjang hari jumaat dan hari sabtu sebelum zohor. Waktu ini roh ada diperkuburan dan menunggu anak2 menziarahinya.
Iman al-Bukhari meriwayatkan drpd Abu Hurarah r.a Hadis rasulullah saw :

Seorang anak yg menziarahi kubur ibubapanya pd hari2 tersebut diatas akan dicatatkan kepadanya pahala seperti membuat kebaikan kpd kedua ibubapanya semasa hayat mereka. Dan dosa2 anak tersebut diampunkan oleh Allah SWT.

Jika anak tersebut adalah seorang yg derhaka semasa hayat ibubapanya, dengan menziarahi kubur ibubapa akan dicatatkan sebagai anak yg taat.
Ketika dikubur :

1. Memberi salam kpd simati dgn panggilan yg biasa semasa hayatnya. Seperti " Assalamualaikum mak/bapa". Roh mendengar dan menjawab salam.

2. Hendaklah kita menghadap kearah muka/kepala simati dan kita membelakangkan kiblat.

3. Membaca quran atau doa2 yg baik utk simati
Kitab Riyadhus Solihin, kupasan oleh Ust. Norazan

Jumaat, 1 April 2016

BACAAN TAHIYAT DIALOG RASULULLAH SAW DENGAN ALLAH SWT




ANDAI kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog. antara RASULULLAH SAW dengan ALLAH AZZA WAJALLA, tentu kita tdk akan terburu-buru melakukannya...
ALLAHU AKBAR ternyata bacaan shalat itu dpt membuat kita seperti berada di syurga...
Mari kita camkan dan renungkan kisah berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita, Masya Allah...
Singkat cerita, pada malam itu Jibril AS mengantarkan Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha. Namun karena Jibril AS tdk diperkenankan utk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril AS pun mengatakan kepada Rasulullah SAW utk melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dirinya...
Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana ALLAH SWT hingga tiba di Arsy...
Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Muhammad SAW berhadapan dan berbincang secara langsung dg ALLAH Azza wa Jalla...
Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Masya Allah...
PERCAKAPAN Antara Muhammad Rasulullah SAW dg ALLAH Subhanahu wata'ala :
a). Rasulullah SAW pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada ALLAH SWT :
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH...
(Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik ALLAH).
b). Kemudian Allah SWT menjawab sapaannya :
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
(Segala pemeliharaan dan pertolongan ALLAH untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat ALLAH dan segala karunia-Nya).
c). Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah SAW tdk merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya (ini yang membuat kita sangat terharu)...
Beliau menjawab dengan ucapan :
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
(Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kpd kami dan semua hamba ALLAH yg shalih).
Bacalah percakapan mulia itu sekali lg… itu adalah percakapan Sang Tuhan dan hamba-NYA, Sang Pencipta dan ciptaan-NYA dan mereka saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain dan lihat betapa Rasulullah SAW mencintai kita umatnya, bahkan beliau tdk lupa dg kita ketika Dia dihadapan ALLAH SWT...
d). Melihat peristiwa ini, para malaikat yg menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan ter-kagum2 betapa Rakhman dan Rakhimnya ALLAH SWT, betapa mulianya Muhammad SAW...
Kemudian para malaikat pun mengucap dg penuh keyakinan :
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
(Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain ALLAH dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul Allah).
Jadilah rangkaian percakapan dlm peristiwa ini menjadi suatu bacaan dlm SHALAT yaitu pd posisi TAHIYAT Awal dan Akhir, yg kita ikuti dg shalawat kpd Nabi sebagai sanjungan seorang individu yg menyayangi umatnya...
MUNGKIN sebelumnya kita tdk terpikirkan arti dan makma kalimat dlm bacaan ini.
Mudah2an dg penjelasan singkat ini kita dpt lbh meresapi makna shalat kita. Sehingga kita dapat merasakan getaran yg dirasakan oleh para malaikat disaat peristiwa itu...
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب
Smg bermanfaat utk menambah kekhusu'an sholat kita, Aamiin Allahumma Aamiin...
#Sumber :
Kitab Qissotul Mi'roj
loveislam.id

Rabu, 30 Mac 2016

Salawat Syifa'



SHOLAWAT SYIFA' DAN AYAT SYIFA'

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ.

ALLAAHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN TIBBI ALQULUBI WADAWAAIHA WA'AFIYATI AL'ABDAANI WASYIFAA'IHAA WANUURI ALABSHORI WADLIYAA'IHA WA'ALAA ALIHI WASHOHBIHI WABARIK WASALLIM

“Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan atas baginda kami Nabi Muhammad yang merupakan obat dan penyembuhan hati kami, penyehat dan penyelamat badan, yang merupakan cahaya dan sinar penglihatan dan yang merupakan penjamin kesehatan jasmani dan rohani akan kebutuhan makanan dan juga tumpahkan kesejahteraan itu atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dan berilah keselamatan “

Banyak Fadhilah yang kita dapatkan dengan membaca sholawat Syifa di atas, diantaranya:
1. Diterangi hatinya menjadi lapang dan terhindar dari penyakit-penyakit hati. Karena jika hati sakit maka sakit pula seluruh tubuh kita, sebaliknya jika hati lapang maka kebahagian meliputi kita.
2. Sehat badan terhindar dari penyakit, baik jika ada yang sakit diantara kita membaca sholawat ini kemudian membaca ayat-ayat Syifa, yaitu :
Khasiat Ayat-ayat Al Quran

Di dalam hadits bahwa Rasulullah saw bersabda: Hendaklah baca Al-Quran karena ia akan datang pada hari kiamat untuk mensyafa"ati bagi orang yang sentiasa membacanya

1. Surah Al-Fatihah
-Penawar segala penyakit
-Menghilangkan kesakitan
-Penawar darah gemuruh, was-was dan lain-lain
-Pembuka Ikatan
-Penawar sakit mata
-Penawar sakit telinga
-Menghilangkan rasa lapar
-Penyembuh Luka
-Penerang hati
-Penawar Angin Ahmar, Stroke dan lain-lain
-Mendapatkan zuriat, pangkat dan lain-lain
-Segala hajat
-Penunduk orang zalim
-Sakit gigi
-Penawar Mujarab
-Pendinding
-Murah rezeki
-Selamat dalam perjalanan
-Kaya
-Kata Al-'Arif Billah Syeikh Ahmad Rifa'i

1.1Khasiat Ayat Pertama
-Ditunaikan hajat
-Sebelum tidur
-Orang zalim
-Penyembuhan
-Murah rezeki
-Penerang hati
-Selamat daripada keguguran
-Menyuburkan tanaman
-Mengumpan Ikan
-Perlindungan dan pelaris
-Doa Musafir
-Doa makan bersama orang-orang yang berpenyakit
-Penolak bala
-Doa penolak bala

1.2 Khasiat Ayat Kedua
-Pendinding
-Sakit gigi
-Pengasih

1.3 Khasiat Ayat Ketiga
-Menghadapi orang zalim
-Kerasukan
-Penawar
-Zuriat
-Penyubur Tanaman
-Pembungkam
-Lembut hati

1.4 Khasiat Ayat Keempat
-Perlindungan daripada bala, wabak dan lain-lain

1.5Khasiat Ayat Kelima
-Subur tanaman
-Menghadapi binatang liar dan orang jahat
-Temuduga, peperangan dan lain-lain

1.6Khasiat Ayat Keenam
-Orang zalim
-Lupa

1.7Khasiat Ayat Ketujuh
-Sesat
-Lapar dahaga
-Menghadapi musuh
-Penyejuk

2. Surah Al-Baqarah-Sabda Rasulullah s.a.w

2.1 Khasiat Ayat 1-5 -Penerang hati, menguatkan keyakinan
2.2 Khasiat Ayat 25 -Subur tanaman
2.3 Khasiat Ayat 70 -Mendapat yang terbaik
2.4 Khasiat Ayat 102 -Gila dan Sihir
2.5 Khasiat Ayat 125 -Bangun pada waktu yang dikehendaki
2.6 Khasiat Ayat 127 -Penawar Buasir dan menghentikan darah
2.7 Khasiat Ayat 138 -Bercelak
2.8 Khasiat Ayat 144 -Penawar Herot Muka (Stroke)
2.9 Khasiat Ayat 148 -Kecurian
2.10Khasiat Ayat 164-Menghafal
2.11Khasiat Ayat 201-Menghadapi bala. isteri solehah
2.12Khasiat Ayat 243-Menjaga makanan

2.13Khasiat Ayat 255 (Ayatul Kursi)

-Sabda Rasulullah s.a.w
-Segala kebaikan
-Penawar gila
-Mimpi buruk
-Musafir
-Menghilangkan kahak
-Menghadapi kezaliman
-Penerang hati
-Doa Malaikat
-Digeruni dan Disegani
-Perlindungan dan murah rezeki
-Kota ayat Al-Kursi
-Kaya
-Menghadapi Bala dan Malapetaka
-Sabda Nabi s.a.w
-Segala hajat
-Menghapuskan rasa cinta

2.14 Khasiat Ayat 285-286 -Sabda Rasulullah s.a.w


3. Surah Ali-Imran -Sabda Rasulullah s.a.w -Mendapat zuriat

3.1 Khasiat Ayat 1-4 -Pendinding -Kebahagiaan dan segala hajat
3.2 Khasiat Ayat 8 -Husnul Khatimah
3.3 Khasiat Ayat 9 -Mengembalikan barang yang hilang
3.4 Khasiat Ayat 7-9 -Kecerdikan luar biasa
3.5 Khasiat Ayat 14 -Pengasih
3.6 Khasiat Ayat 26-27 -Luas rezeki -Karamah -Segala hajat
3.7 Khasiat Ayat 35-37 -Perlindungan kepada perempuan hamil -Pelaris
3.8 Khasiat Ayat 73-74 -Pelaris dan meminang
3.9 Khasiat Ayat 83 -Menghadapi binatang buas, liar dan orang zalim
3.10Khasiat Ayat 103-104 -Pengasih dan Pelembut Hati
3.11Khasiat Ayat 111-112 -Menghadapi musuh
3.12Khasiat Ayat 134-136 -Pelindung dari kejahatan
3.13 Khasiat Ayat 144 -Menghentikan darah
3.14 Khasiat Ayat 146-148 -Menghilangkan kesedihan ketika menghadapi musibah
3.15 Khasiat Ayat 169-171 -Penerang hati dan mendapat taufiq
3.16 Khasiat Ayat 173-174 -Menghadapi musuh -Pengasih
3.17 Khasiat Ayat 190-194 -Teguh Iman -Qiamullail
3.18 Khasiat Ayat 200 -Isteri derhaka, anak degil, binatang liar

4. Surah An-Nisa' -Faedah Umum Surah An-Nisa'
4.1 Khasiat Ayat 75 -Perlindungan dari kejahatan
4.2 Khasiat Ayat 148-149-Terjaga dari diumpat dan dikeji
4.3 Khasiat Ayat 174-175-Menang berhujah

5. Surah Al-Maidah -Aman dari kecurian -Hilang dahaga
5.1 Khasiat Ayat 7 -Penawar was-was
5.2 Khasiat Akhir Ayat 18 dan Ayat 20-21 -Menjadi seorang yang penyabar dan Qana'ah
5.3 Khasiat Ayat 63 -Membubarkan perhimpunan maksiat
5.4 Khasiat Ayat 89-101 -Penawar berdusta
5.5 Khasiat Ayat 112-114 -Murah rezeki dan pelbagai hajat

6. Surah Al-An'am -Perlindungan
6.1 Khasiat Ayat 1-3 -Penawar pelbagai jenis penyakit
6.2 Khasiat Ayat 13 -Penawar sakit / pening kepala
6.3 Khasiat Ayat 17-18 -Penawar sakit dada -Dukacita, kecewa
6.4 Khasiat Ayat 59 -Menghadapi masalah
6.5 Khasiat Ayat 63-64 -Ombak besar, angin kencang
6.6 Khasiat Ayat 75-79 -Fasih berpidato
6.7 Khasiat Ayat 95 -Subur tanaman
6.8 Khasiat Ayat 96-97 -Belayar dengan selamat
6.9 Khasiat Ayat 99 -Perigi yang berkat
6.10 Khasiat Ayat 103 -Meredakan angin ribut taufan -selusuh
6.11 Khasiat Ayat 122 -Pengasih dan pendamai -Pembungkam Ular
6.12 Khasiat Ayat 141 -Subur tanaman -Pelindung haiwan
6.13 Khasiat Ayat 160-162
-Selamat dari penipuan
-Penawar penyakit dalaman
-Penawar sakit mata

7. Surah Al-A'raf
7.1 Khasiat Ayat 1-3 -Akhlak yang baik
7.2 Khasiat Ayat 10 -Rezeki yang melimpah
7.3 Khasiat Ayat 26 -Mendapat taufiq
7.4 Khasiat Ayat 31 -Aman dari sihir
7.5 Khasiat Ayat 43 -Kasih sayang
7.6 Khasiat Ayat 47 -Aman dari kezaliman
7.7 Khasiat Ayat 54-56 -Aman dari sihir dan makhluk halus
7.8 Khasiat Ayat 97-99 -Terpelihara daripada serangga perosak
7.9 Khasiat Ayat 154 -Menghilangkan kemarahan
7.10 Khasiat Ayat 171 -Menghafal Ilmu
7.11 Khasiat Ayat 200-201-Menghilangkan was-was


8. Surah Al-Anfal
8.1 Khasiat Ayat 2 -Lembut hati
8.2 Khasiat Ayat 10 -Ketenangan dan kemenangan
8.3 Khasiat Ayat 62 -Hebat dan pengasih
8.4 Khasiat Ayat 66 -Berjaya dalam semua lapangan hidup

9. Surah At-Taubah2 -Mencapai hakikat Iman
-Perlindungan dari kecurian
9.1 Khasiat Ayat 32-33 -Penunduk
9.2 Khasiat Ayat 46 -Mengembalikan barang yang hilang
9.3 Khasiat Ayat 51 -Menghadapi bala
9.4 Khasiat Ayat 111 -Pelaris
9.5 Khasiat Ayat 128-129-Husnul Khatimah

10. Surah Saidina Yunus a.s
10.1 Khasiat Ayat 1-3 -Pangkat yang tinggi
10.2 Khasiat Ayat 12 -Minyak urut
10.3 Khasiat Ayat 31 -Selusuh, sakit telinga, murah rezeki
10.4 Khasiat Ayat 57-58 -Darah gemuruh
10.5 Khasiat Ayat 64 -Terhindar dari mimpi buruk
10.6 Khasiat Ayat 80-81 -Membatalkan sihir

11. Surah Saidina Hud a.s-Mendapat kehebatan, ketenangan dan ketenteraman
-Hati yang cekal
11.1 Khasiat Ayat 1-4 -Penerang hati
11.2 Khasiat Ayat 41 -Aman dari karam dan ribut taufan
11.3Khasiat Ayat 56 -Penunduk
-Menghadapi masalah
-Terpelihara dari wabak penyakit
11.4 Khasiat Ayat 112-113-Ketetapan hati

12. Surah Saidina Yusuf a.s -Murah rezeki, pangkat tinggi
12.1 Khasiat Ayat 54-56 -Mendapat kerja
12.2Khasiat Akhir Ayat 64 -Pendinding dan kebahagiaan hidup
12.3 Khasiat Akhir Ayat 68 -Temuduga
12.4 Khasiat Akhir Ayat 99-100 -Menghadapi kesusahan
12.5 Khasiat Ayat 101 -Anak soleh

13. Surah Ar-Ra'd -Pemerintah zalim -Membubar maksiat
13.1 Khasiat Ayat 1-3 -Tumpuan ramai
13.2 Khasiat Ayat 13 -Aman dari petir
13.3 Khasiat Ayat 17-18 -Impian menjadi kenyataan
13.4 Khasiat Ayat 18-25 -Membinasakan orang zalim
13.5 Khasiat Ayat 28 -Penawar sakit jantung


14. Surah Saidina Ibrahim a.s -Penawar kanak-kanak
14.1 Khasiat Ayat 1-4 -Kecerdikan dan kefasihan
14.2 Khasiat Ayat 12 -Penawar hati
-Mengubati orang yang disihir
-Aman dari gangguan nyamuk
14.3Khasiat Ayat 17 -Selusuh
14.4Khasiat Ayat 19-20 -Penawar was-was
14.5 Khasiat Ayat 24 -Berkat tanaman
14.6 Khasiat Ayat 27 -Istiqamah dalam ibadah
14.7 Khasiat Ayat 32-34 -Murah rezeki -Anak yang baik

15. Surah Al-Hijr -Susu ibu yang berkat -Pelaris
15.1 Khasiat ayat 9
-Perlindungan dari segala bala
-Pelaris perniagaan
15.2 Khasiat ayat 16-17 -Mendapat pangkat yang tinggi disisi raja-raja

16. Surah An-Nahl
-Terpelihara dari musuh tanaman
-Membinasakan orang zalim
16.1 Khasiat ayat 1 -Penawar gelojoh, gopoh-gapah
16.2 Khasiat ayat 14 -Amalan para nelayan
16.3 Khasiat ayat 91 -Mungkir janji
16.4 Khasiat ayat 108 -Perlindungan dari diejek
16.5Khasiat ayat 126-128-Kandungan selamat

17. Surah Al-Isra'
-Supaya tembakan tepat
-Supaya fasih bercakap
-Gagap
17.1Khasiat ayat 23-24 -Supaya menjadi anak soleh
17.2Khasiat ayat 45-46 -Terpelihara dari gangguan jin
17.3Khasiat ayat 80 -Kemuliaan, menghadapi temuduga
17.4Khasiat ayat 82 -Penawar penyakit zahir dan batin
17.5Khasiat ayat 105-106-Menghilangkan was-was dan khayalan-khayalan yang karut
17.6Khasiat ayat 110 -Supaya rajin solat dan beribadah
17.7 Khasiat ayat 111 -Kegembiraan dan keamanan

18. Surah Al-Kahfi
-Bersyukur dan murah rezeki
-Perlindungan dan keberkatan
18.1 Khasiat ayat 1-5 -Rumah yang makmur lagi berkat
18.2Khasiat ayat 10 -Soleh dan taat beribadah
18.3Khasiat ayat 11 dan ayat 18 -Supaya tidur lena
18.4Khasiat ayat 39 -Murah rezeki, perlindungan, mendapat segala hajat
18.5Khasiat ayat 82 -Untuk mengetahui benda-benda yang tersembunyi
18.6Khasiat ayat 107-110-Untuk mengetahui berita orang yang hilang
-Penggerak tidur

19. Surah Saidatina Maryam a.s
-Kebaikan, keberkatan dan keamanan
19.1 Khasiat ayat 1
-Menghilangkan dukacita
-Aman dari kezaliman
19.2 Khasiat ayat 5-15 -Mendapatkan zuriat
19.3Khasiat ayat 25-26 -Subur tanaman
19.4Khasiat ayat 56-57 -Pangkat dan pengasih
19.5Khasiat ayat 83 -Membinasakan orang zalim

20. Surah Toha -Pinangan tidak ditolak -Bertemu jodoh
20.1 Khasiat ayat 1-8 -Pengasih
20.2 Khasiat ayat 25-28 -Kecerdikan luar biasa
20.3Khasiat ayat 105-107 -Ubat jerawat. bisul dan lain-lain
20.4Khasiat ayat 108-112 -Kanak-kanak menangis -Penunduk
20.5Khasiat ayat 131-132 -1001 hajat

21. Surah Al-Anbiya' -Penawar ketakutan
21.1Khasiat ayat 25-29 -Membinasakan orang-orang zalim
21.2Khasiat ayat 30 -Selusuh
21.3Khasiat ayat 69 -Memadamkan kepanasan
21.4Khasiat ayat 79 -Penerang hati
21.5Khasiat ayat 83 -Penyembuhan dan kebahagiaan
21.6Khasiat ayat 87 -Segala hajat
21.7Khasiat ayat 89 -Zuriat yang soleh
21.8Khasiat ayat 91-93 -Melindungi bayi dalam kandungan
21.9 Khasiat ayat 96 -Kemenangan

22. Surah Al-Hajj -Membinasakan musuh
22.1 Khasiat ayat 27 -Pengasih
22.2 Khasiat ayat 73-74 -Melemahkan musuh

23. Surah Al-Mu'minun -Taufiq untuk bertambat
23.1 Khasiat ayat 12-14 -Pengasih dan zuriat
23.2 Khasiat ayat 28-29 -Aman dari segala bala dan murah rezeki
23.3 Khasiat ayat 63-65 -Membinasakan orang yang zalim
23.4 Khasiat ayat 97-98 -Penawar was-was
23.5 Khasiat ayat 115 -Penawar kerasukan

24. Surah An-Nur -Menghindari mimpi buruk dan mengurangkan nafsu syahwat
24.1 Khasiat ayat 16-18 -Penawar penyakit mazmumah
24.2 Khasiat ayat 33-34 -Penawar zina
24.3 Khasiat ayat 35 -Pengasih, murah rezeki, penyembuhan dan lain-lain.
24.4 Khasiat ayat 40 -Aman dari gangguan binatang buas dan orang zalim.

25. Surah Al-Furqan
-Selawat dari gangguan binatang yang buas dan berbisa.
-Penawar sakit gusi.
25.1 Khasiat ayat 45-46 -Sakit gusi
25.2 Khasiat ayat 48-49 -Subur tanaman

26. Surah Asy-Syu'ara'
26.1 Khasiat ayat 10 -Menghilangkan ketakutan
26.2 Khasiat ayat 78-79 -Menghilangkan keletihan.
26.3 Khasiat ayat 130 -Penawar bias
26.4 Khasiat ayat 192-199-Harta karun

27. Surah An-Naml
-Nikmat Allah.
-Pemeliharaan dari segala jenis haiwan berbisa.
27.1 Khasiat ayat 10 -Menghilangkan ketakutan
27.2 Khasiat ayat 15-19 -Menguasai ilmu hikmat
27.3 Khasiat ayat 30-31 -Penunduk
27.4 Khasiat ayat 59-64 -Negeri yang aman makmur
27.5 Khasiat ayat 93 -Membezakan yang palsu

28. Surah Al-Qasas -Pekerja patuh dan berdisiplin
28.1 Khasiat ayat 22-28 -Selamat dari rompakan
-Penawar besar
28.2 Khasiat ayat 51-55 -Penerang hati dan keyakinan yang tinggi
28.3 Khasiat ayat 68-70 -Selamat dari hukuman yang zalim
28.4 Khasiat ayat 85 -Selamat dalam perjalanan

29. Surah Al-Ankabut -Penawar demam, malas dan lain-lain
29.1 Khasiat ayat 46 -Mengubati sihir

30. Surah Ar-Rum -Membinasakan orang zalim
30.1 Khasiat ayat 17 -Diampunkan dosa

31. Surah Saidina Luqman
-Sakit perut
-Tenggelam dan karam
31.1 Khasiat ayat 16 -Mengembalikan yang hilang
31.2 Khasiat ayat 31 -Selamat dari banjir
31.3 Khasiat ayat 27-28 -Kecerdikan dan kefasihan

32. Surah As-Sajdah
32.1 Khasiat ayat 79 -Anak menjadi soleh dan taat


33. Surah Al-Ahzab -Pengasih umum
33.1 Khasiat ayat 25 -Tidak lari
33.2 Khasiat ayat 45-48 -Ditunaikan hajat
33.3 Khasiat ayat 56 -Tidur lena
33.4 Khasiat ayat 60-66 -Musuh dibinasakan
33.5 Khasiat ayat 69 -Pengasih besar

34. Surah Saba' -Pendinding
34.1 Khasiat ayat 39 -Rezeki yang luas
34.2 Khasiat ayat 49-50 -Membinasakan musuh

35. Surah Fathir -Aman dari kecurian dan gangguan jin
35.1 Khasiat ayat 2 -Murah rezeki
35.2 Khasiat ayat 16-17 -Penawar was-was
35.3 Khasiat ayat 29-30 -Pelaris dan berkat

36. Surah Yasin -Air Yaasin
-Ingatan yang kuat
-Keberkatan
-Ditunaikan segala hajat
36.1 Khasiat ayat 9 -Supaya musuh terkepung
36.2 Khasiat ayat 12 -Kecerdikan
36.3 Khasiat ayat 29 -Menghadapi musuh
36.4 Khasiat ayat 33 -Berkat dan subur
36.5 Khasiat ayat 53 -Menghadirkan jin
36.6 Khasiat ayat 58 -Menolak bala
-Musafir
-Menghadapi wabak
36.7 Khasiat ayat 78-79 -Penawar patah

37. Surah As-Saffat
-Terkejut dan takut
-Pendinding rumah
37.1 Khasiat ayat 1-10
-Menghadirkan raja jin
-Mengusir jin
37.2 Khasiat ayat 79 -Ular
37.3 Khasiat ayat 180 -Penutup amalan atau majlis

38. Surah Shad
38.1 Khasiat ayat 42 -Telaga yang berkat
38.2 Khasiat ayat 54 -Makanan tidak berkurangan

39. Surah Az-Zumar -Kebaikan dan kesolehan
39.1 Khasiat ayat 67 -Terpelihara dari karam dan tenggelam
39.2 Khasiat ayat 68-69 -Menghinakan musuh

40. Surah Ghafir -Pelaris
-Penawar penyakit dalaman
40.1 Khasiat ayat 12-17 -Buka rahsia
40.2 Khasiat ayat 44 -Menghadapi orang zalim atau penawar sakit mata

41. Surah Fussilat
-Penawar sakit mata
-Kehilangan
41.1 Khasiat ayat 11 -Hasil yang memuaskan
41.2 Khasiat ayat 36 -Terhindar dari kebimbangan dan was-was
41.3 Khasiat ayat 53-54 -Melihat melalui mimpi atau menyiksa melalui mimpi

42. Surah Asy-Syura
-Pendinding
-Tidak dahaga
42.1 Khasiat ayat 1-2 -Pendinding jasmani dan rohani
42.2 Khasiat ayat 12-15 -Mengesan bahan galian
42.3 Khasiat ayat 15 -Menghadapi musuh
42.4 Khasiat ayat 19 -Hajat dan rezeki
42.5 Khasiat ayat 52-53 -Penerang hati dan kuat ibadat

43. Surah Az-Zukhruf
-Mimpi baik
-Pelaris dan penawar
43.1 Khasiat ayat 9-14 -Kandungan sihat dan selamat
-Sesat jalan
-Penyelesaian apa-apa masalah
-Pendamai suami isteri
-Doa kenderaan
43.2 Khasiat ayat 68-73 -Menghadapi kesusahan

44. Surah Ad-Dukhan -Aman dari segala gangguan
44.1 Khasiat ayat 1-8 -Membinasakan musuh
44.2 Khasiat ayat 12 -Ditimpa bala
44.3 Khasiat ayat 68-73 -Menang berhujah

45. Surah Al-Jasiah -Selamat dari umpatan
-Bayi yang dilindungi
45.1 Khasiat ayat 1-4 -Pelaris
45.2 Khasiat ayat 7-10 -Penunduk
45.3 Khasiat ayat 12-13 -Menarik perhatian

46. Surah Al-Ahqaf -Dikasihi dan disegani
46.1 Khasiat ayat 15 -Nikmat yang kekal
46.2 Khasiat ayat 21-25 -Membinasakan musuh
46.3 Khasiat ayat 29-30 -menghadirkan jin

47. Surah Saidina Muhammad s.a.w
-Minum air sungai syurga
-Patuh dan taat
-Penawar segala penyakit
47.1 Khasiat ayat 8-9 -Mengalahkan musuh
47.2 Khasiat ayat 34-35 -Beroleh kemenangan

48. Surah Al-Fath
-Rezeki yang luas
-Terpelihara dari segala bahaya
48.1 Khasiat ayat 1-4 -Kehebatan dan kemenangan
48.2 Khasiat ayat 29 -Kekayaan, kekuatan dan keberkatan

49. Surah Al-Hujurat -Kerasukan
-Ibu dan anak dalam kandungan

50. Surah Qaaf -Sakit perut, tumbuh gigi
-Nazak
50.1 Khasiat ayat 1-11 -Tanaman subur
50.2 Khasiat ayat 21-22 -Penawar sakit mata

51. Surah Az-Zariyat -Nazak
51.1 Khasiat ayat 22 -Murah rezeki

52. Surah At-Thur
-Terpenjara
-Musafir
-Kala Jengking

53. Surah An-Najm -Menjadi berani
53.1 Khasiat ayat 1-18 -Penawar was-was
53.2 Khasiat ayat 57-62 -Budak menangis
-Tolak bala


54. Surah Al-Qamar
-Dihormati dan kehebatan
-Selamat dari karam

55. Surah Ar-Rahman
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penawar sakit mata, limpa
-Terpelihara dari anai-anai, semut dan lain-lain
55.1 Khasiat ayat 33-35 -Pendinding, penawar gila dan penyakit-penyakit mata

56. Surah Al-Waqiah
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Menjadi kaya raya
-Keluar roh dengan mudah
-Selusuh

57. Surah Al-Hadid
-Selamat dari senjata
-Demam panas, bengkak-bengkak
57.1 Khasiat ayat 2-Penawar was-was, pendinding rumah
57.2 Khasiat ayat 25-Perompak dan musuh

58. Surah Al-Mujadalah
-Meredakan kesakitan
-Kecurian dan rompakan
-Tanaman subur
58.1 Khasiat ayat 21-Kehebatan dan kemenangan

59. Surah Al-Hasyr -Kata Imam al-Ghazali r.a
-Segala hajat
59.1 Khasiat ayat 21-24 -Membakar jin

60. Surah Al-Mumtahanah-Penawar sakit limpa, perut

61. Surah Ash-Shaf -Musafir dan kecurian
61.1 Khasiat ayat 8-13 -Pengasih

62. Surah Al-Jumu'ah -Terpelihara dari gangguan jin
62.1 Khasiat ayat 4 -Harta diberkati
62.2 Khasiat ayat 9-11 -Khadam beredar

63. Surah Al-Munafiquun -Mengurangkan sifat mazmumah
63.1 Khasiat Ayat 4 -Musuh insaf

64. Surah At-Taghabun -Rumah berkat, menghadapi kezaliman

65. Surah Ath-Thalaq -Pecah-belah
65.1 Khasiat ayat 7 -Susah rezeki

66. Surah At-Tahrim -Insomnia
-Melepaskan hutang piutang
-Penyembuhan

67. Surah Al-Mulk
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Roh keluar
-Hadiah sejati
-Kehebatan dan ketinggian pangkat
-Sakit mata
67.1 Khasiat ayat 4 -Menangkis khianat
67.2 Khasiat ayat 23 -Sakit gusi

68. Surah Al-Qalam
-Kemiskinan
-Sakit gigi
-Penyakit lama

69. Surah Al-Haqqah
-Wanita hamil
-Pendinding bayi

70. Surah Al-Ma'arij -Mimpi buruk

71. Surah Saidina Nuh a.s
-Tempatnya syurga
-Mudah urusan
-Menemui orang zalim

72. Surah Al-Jin
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Jin takut
-Kecurian
-Kezaliman pembesar
-Bebas dari penjara

73. Surah Al-Muzammil
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Luas rezeki
-Berjumpa Rasulullah s.a.w
-Kaya-raya

74. Surah Al-Muddatsir
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Mudah hafal Quran

75. Surah Al-Qiamah
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Wara' dan soleh

76. Surah Al-Insan
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Terang hati
-Pandai membaca
-Pendinding dari bala
76.1 Khasiat ayat 1-2-Pengasih

77. Surah Al-Mursalat
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penyakit kulit
-Pemerintah yang ditaati

78. Surah An-Naba'
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Selamat dalam perjalanan
-Mengurangkan tidur
-Kekuatan zahir dan batin

79. Surah An-Nazi'at
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Kejahatan musuh
-Mati pucuk

80. Surah 'Abasa
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Mendapat kebaikan
-Ditutup keaiban

81. Surah At-Takwir
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Pohon hajat
-Mata terang
-Barang sihir
-Perigi berkah

82. Surah Al-Infithaar
-Terkurung, terpenjara
-Menakutkan musuh
-Penawar demam

83. Surah Al-Muthaffifin-Barangan dan tanaman terpelihara

84. Surah Al-Insyiqaq
-Selusuh
-Penawar umum

85. Surah Al-Buruj
-Melepaskan susu
-Penyakit bisul
85.1 Khasiat ayat 20 -Mengelak kemalangan

86. Surah At-Thariq
-Keracunan
-Mimpi buruk
86.1 Khasiat ayat 1-7 -Sakit pinggang

87. Surah Al-A'la
-Penawar, pendinding, penerang hati
-Buasir
87.1 Khasiat ayat 1-5 -Berhenti darah

88. Surah Al-Ghasyiah -Keracunan

89. Surah Al-Fajr -Ketakutan, zuriat yang soleh

90. Surah Al-Balad -Pendinding bayi
-Wang yang banyak
90.1 Khasiat ayat 1-10 -Kemuliaan dan kehebatan

91. Surah Asy-Syams -Hilang ketakutan
-Televisyen rohani

92. Surah Al-Lail
-Mimpi buruk
-Pengsan
-Demam panas

93. Surah Ad-Dhuha
-Kota besi
-Barang hilang
-Guru ghaib

94. Surah Asy-Syarh
-Batu karang
-Kekayaan dan kebahagiaan
-Segala hajat
-Perkara ajaib
-Kuat daya ingatan
-Kefakiran

95. Surah At-Tiin
-Selamat dan berkat
-Tanaman subur

96. Surah Al-'Alaq -Aman dalam musafir
96.1Khasiat ayat 1-5 -Kecerdikan luar biasa

97. Surah Al-Qadr
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Mengelakkan zina
-Daki bukit
-Bercakap bohong
-Cahaya zahir batin
-Tunai hajat, murah rezeki
-Musyahadah wajah Rasulullah
-Pakaian berkat
-Teman si mayat

98. Surah Al-Bayyinah
-Penyakit kuning, bengkak-bengkak
-Wanita hamil
-Penyakit berjangkit

99. Surah Al-Zalzalah
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penyakit kuning
-Penggerak tidur
-Kekayaan duniawi

100. Surah Al-'Adiyat -Kebaikan dan rezeki yang melimpah

101. Surah Al-Qari'ah -Rezeki dan penyembuhan

102. Surah At-Takasur
-Pahala besar
-Sakit kepala
-Orang kaya
-Penawar mujarab

103. Surah Al-'Asr -Demam panas dan pendinding

104. Surah Al-Humazah
-Sihir
-Rezeki dan harta

105. Surah Al-Fil
-Melumpuhkan musuh
-Senjata perang
-Pendinding ma'nawi

106. Surah Quraisy
-Racun
-Was-was
-Penawar penyakit buah pinggang
-hebat

107. Surah Al-Ma'un
-Aman dari segala bala
-Perkenan hajat

108. Surah Al-Kautsar
-Air sungai syurga
-Lembut hati
-Berkat
-Mata yang sihat
-Sihir
-Sifat keji
-Penjara
-Kemenangan
-Dikurniakan hajat
-Berjumpa Rasulullah melalui mimpi
-Penyakit kulit

109. Surah Al-Kafirun
-Syirik
-Segala hajat
-Pengasih

110. Surah An-Nasr
-Menjaga solat
-Nelayan
-Alatulis ujian peperiksaan

111. Surah Al-Masad
-Binasa orang zalim
-Mengurangkan kesakitan
-Aman dari segala bala

112. Surah Al-Ikhlas
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Kepapaan
-Solat hajat
-Penawar
-Fitnah kubur
-Amalan Rasul
-Amalan hari Jumaat
-Keikhlasan

113. Surah Al-Falaq
114. Surah An-Nas
-Sabda Rasulullah s.a.w
-Penawar sengatan
-Penawar Sihir
-Pemerintah yang zalim
-Sesat jalan
-Pengasih

3. Di Terangi Pandangannya.
Mudah-mudahan Allah swt, memberikan kepada kita kesembuhan dari penyakit yang diderita dan dilapangkan hati kita. Aamiin yaa robbal a’lamiin.